Rabu, 13 Juli 2016

The Conjuring 2 : Sinopsis Lengkap Indonesia



Salam kenal Sobat, di postingan pertama saya kali ini, saya akan menuliskan sinopsis film horror yg sedang booming di Tahun ini, yaitu the Conjuring 2. Alasannya, karena saya memang sejak lama menggemari film bergenre horror dan thriller. Menulis apa yang menjadi hobi diri sendiri, pastinya membuat saya akan menjadi lebih bersemangat.
Oke tanpa berlama-lama lagi mari kita simak sinopsis lengkapnya :


Adegan pertama diawali dengan penyelidikan yang dilakukan pasangan suami-istri Warren pada kasus pembunuhan di Amityville. Ed dan Lorraine Warren, bersama beberapa orang duduk di satu meja membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan. Lorraine memberikan instruksi lalu semua orang memejamkan mata. Tak berapa lama, Lorraine pun mulai mendapat penglihatan. Lorraine merasakan bahwa rohnya telah lepas dari tubuhnya, lalu ia bergerak menyusuri anak tangga menuju kamar di lantai atas. Dalam penjelmaan, Lorraine memandang dirinya berperan sebagai Ronald DeFeo Jr, sang pembunuh. Tanpa ragu, Ronald menembak kedua orang tuanya hingga tewas bersimbah darah. Kemudian dengan cepat, Ronald berpindah ke kamar lain, lalu menembak dua orang adik laki-laki dan dua orang adik perempuannya. Keenam anggota keluarga DeFeo pun tewas dalam keadaan mengenaskan. Lorraine yang menyaksikan langsung adegan pembunuhan tersebut merasa sangat tertekan. Ia mencoba mencari tahu apa yang mendorong Ronald melakukan pembunuhan keji terhadap keluarganya sendiri. Saat Lorraine sedang berjalan, ia bertemu dengan sosok hantu anak laki-laki. Di antara ruangan-ruangan yang gelap, Lorraine juga dikejutkan dengan kemunculan keenam hantu korban pembunuhan. Mereka semua mengacungkan jarinya memandu Lorraine agar menuju ke satu arah. Lorraine berjalan mengikuti arah yang dimaksud dan tiba di sebuah ruangan. Di dalam ruangan inilah, dari balik cermin Lorraine melihat kehadiran Roh jahat misterius yang penampakannya seperti biarawati berpakaian serba hitam (awal kemunculan "Valak", Sang Hantu Utama Conjuring 2). Waktu Lorraine mencoba mendekati, Valak mendadak menyeringai dengan suara keras (suaranya cukup heboh), lalu iblis itu memperlihatkan kepada Lorraine adegan kematian Ed Warren yang tertusuk sebuah benda tajam. Lorraine berteriak dan seketika rohnya kembali ke tubuhnya. Ed terlihat memegang Lorraine dengan cemas sambil berusaha membangunkan istrinya itu. Saat Lorraine sadar sepenuhnya, ia mengatakan kepada Ed agar mereka berhenti menangani kasus supranatural. Amityville akan menjadi kasus terakhir mereka. Ed merasa heran dengan sikap istrinya. Namun, Lorraine sudah bertekad tidak akan membuka celah bagi roh jahat untuk memuluskan niatnya menghabisi nyawa Ed. 




 
Cerita beralih kepada keluarga Hodgson yang tinggal di Enfield, Inggris. Peggy Hodgson, seorang ibu sekaligus orang tua tunggal dengan empat orang anak sedang mengalami teror dari arwah penasaran. Kejadian aneh dimulai ketika dua orang putri Peggy, yaitu Janet dan Margaret Hodgson bermain dengan sebuah papan ouija yang diberikan oleh seorang teman Janet. Mereka penasaran apakah papan ouija itu mampu menghubungkan mereka dengan arwah orang mati. Tak disangka permainan itu telah mengundang datangnya Roh Jahat ke rumah mereka. Janet yang pertama kali merasakan gangguan secara langsung dari sesuatu yang tidak nampak. Ketika tidur, Janet mendadak terbangun dan mendapati dirinya berjalan dalam tidur atau berpindah dari kamarnya ke ruangan lain. Meskipun telah mengikat tangannya dengan tali, Janet selalu berpindah tempat dari kamar tidurnya. Janet kerap mendengar suara-suara aneh seperti langkah kaki seseorang atau menyaksikan kursi bisa bergeser sendiri. Margareth yang tidur sekamar dengan Janet, juga beberapa kali melihat Janet bangun lalu mengigau seperti berbicara dengan seseorang. Salah satu gangguan cukup menyeramkan terhadap Janet, terjadi saat gadis itu tinggal sendirian di rumah karena sakit. Acara TV yang sedang ditonton Janet terganti dengan sendirinya. Remote TV pun mendadak hilang. Sembari ketakutan, Janet mencoba menemukan remote tersebut. Ternyata remote TV yang dicarinya tergeletak di atas sebuah sofa di sudut ruangan. Ketika Janet hendak mengambilnya, tiba-tiba muncul penampakan wajah hantu kakek Bill Wilkins, yang berteriak dengan suara nyaring, "Rumah ini Milikku" (dijamin Sobat yang nonton pasti Kaget, termasuk saya dan para pria di Bioskop). 



Bukan hanya Bill Wilkins yang meneror keluarga Hodgson, tapi ada hantu lain bernama "Crooked Man" atau si Manusia Bengkok. Sosok Crooked Man berasal dari karakter laki-laki mirip pesulap yang digambarkan di mainan milik Billy Hodgson, adik laki-laki Janet. Hantu Crooked Man terutama mengincar Billy sebagai sasarannya. Terornya dimulai dengan mainan mobil Billy yang bisa bergerak sendiri di malam hari, disusul dengan mainan Crooked Man yang tiba-tiba menyala dan bersuara di dalam tenda Billy yang kosong.

Peggy, awalnya tidak percaya dengan laporan anak-anaknya. Namun setelah dia menyaksikan sendiri semua barang-barang di kamar Janet berjatuhan dan bergerak tak terkendali, dia memutuskan untuk mengungsi ke rumah keluarga Nottingham. Akan tetapi di rumah tetangganya itu, Janet justru mengalami kerasukan hantu Crooked Man. Janet pingsan, kemudian muncullah Crooked Man yang wujudnya seperti bayangan laki-laki tinggi besar dengan tangan dan kaki yang sangat panjang (hantu ini terlalu animasi).

Tak tahan lagi dengan semua teror misterius pada keluarganya, Peggy dibantu keluarga Nottingham melaporkan fenomena supranatural itu ke polisi. Dua orang polisi yang datang ke rumah Peggy Hodgson untuk pemeriksaan TKP, mendengar suara-suara aneh dan mendapati kursi bisa bergerak sendiri. Laporan dua polisi tersebut sebagai saksi mata kejadian, segera menyebar ke Media Inggris. Salah seorang penyelidik paranormal, bernama Maurice Gross bersama seorang jurnalis, mewawancarai Janet dan berhasil merekam suara Janet ketika sedang kerasukan arwah Bill Wilkins. Suara Janet berubah berat menjadi suara seorang pria tua. Dari wawancara dengan arwah Bill, terungkaplah bahwa  kakek Billl Willkins merupakan pemilik rumah sebelum Peggy Hodgson. Ia mengalami kebutaan dan meninggal seorang diri di kursi sofa yang ada di sudut ruangan. Bill kembali untuk mengambil alih rumahnya, karena ia tidak rela orang lain menempatinya.

Sementara di keluarga Warren, Roh Jahat berwujud biarawati "Valak", memulai aksinya menggangu Ed dan Lorraine. Suatu hari, Ed tiba-tiba membuat lukisan "Sang Biarawati Berjubah Hitam" dan mengatakan kepada Lorraine bahwa sepanjang malam ia memimpikan sosok dalam lukisannya itu. Ucapan Ed membuat Lorraine semakin cemas. Dalam suatu kesempatan di rumah bersama Judy, putrinya, Lorraine yang sedang duduk membaca Alkitab diganggu oleh penampakan iblis biarawati tua alias Valak (Nama Valak sesungguhnya sudah beberapa kali diperlihatkan secara random. Pada ejaan sticker di tembok rumah Warren,  gantungan warna-warni di jendela rumah sewaktu Ed selesai melukis, di butiran huruf yang dirangkai Judy menjadi gelang, dan terakhir di rak buku di samping Lorraine ketika membaca Alkitab). Lorraine berusaha mengikuti Valak yang berjalan menghilang di ruang kerja Ed. Adegan ini lumayan menegangkan ya. Dimulai dengan piringan hitam yang menyala sendiri lalu terdengar alunan lagu " Hark! The Herald Angels Sing”(Gita Surga Bergema dalam versi Indonesia). Entah kenapa lagu Gereja yang biasa dinyanyikan untuk perayaan Natal, mampu berubah jadi lagu yang terkesan menyeramkan di telinga, setelah diubah menjadi lagu wajib pengantar kemunculan "Valak". Di ruang kerja Ed, Valak masuk ke dalam lukisan dirinya. Perlahan-lahan, Valak menampakkan wujud aslinya, mulai dari kedua tangannya yang mencengkeram lukisan itu, matanya yang hitam menakutkan dan akhirnya muncul seluruh penampakannya sebagai biarawati hitam berwajah pucat. Valak kembali menunjukkan keinginannya menghabisi nyawa Ed Warren di depan mata Lorraine. Lorraine sadar bahwa yang dihadapinya sekarang adalah semacam Iblis dengan kekuatan gelap yang besar. Sekuat tenaga, Lorraine berteriak di hadapan iblis itu menanyakan siapa dia sesungguhnya, siapa namanya. Namun Valak membalasnya dengan mengeluarkan jeritan nyaring. Tubuh Lorraine terguncang, tangannya bergerak cepat sembari menuliskan coretan-coretan di lembar Alkitab miliknya. Lorraine semakin terguncang imannya karena peristiwa ini. Kini tekadnya semakin bulat untuk mundur dari pekerjaan pengusiran setan, demi menyelamatkan nyawa suami tercintanya.





Namun harapan Lorraine ternyata pupus, ketika seorang pastur datang ke rumah mereka. Sang Pastur memperdengarkan rekaman suara Janet yang tengah kerasukan arwah Bill Wilkins. Ed dan Lorraine diminta mewakili Gereja Katholik Roma untuk melakukan penyelidikan dan memastikan kasus Enfield memang benar atau sekedar rekayasa semata. Awalnya Lorraine menolak, tapi karena Ed terus-menerus meyakinkan Lorraine bahwa ia pasti selamat, pasangan ini pun sepakat berangkat ke Enfield, Inggris.

Ditemani Maurice Gross, pasangan Warren memulai penyelidikannya. Maurice memperkenalkan pasangan Warren kepada keluarga Hodgson. Peggy Hodgson langsung mengajak Ed dan Lorraine ke rumahnya dan memperlihatkan bekas kamar Janet yang dindingnya dipenuhi Salib. Kamar Janet merupakan pusat terjadinya fenomena poltergeist, karena itu para tetangga menyumbangkan banyak salib untuk menghalau gangguan roh-roh jahat. Lorraine pun mendekati Janet yang tampak murung dan ketakutan. Dari pembicaraan keduanya, Janet mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara dari belakangnya. Suara itu juga mengancam akan melukai Lorraine. Meskipun Lorraine tidak merasakan apa-apa, Ed dan Lorraine memutuskan untuk menginap di rumah itu demi membuktikan kebenaran cerita Janet. Malam harinya, gangguan mulai terjadi. Janet yang tidur bersama ibunya, mendadak terbangun dalam posisi melayang dan menempel di plafon rumah. Disusul dengan terdengarnya dentuman keras langkah kaki Bill Wilkins yang menaiki tangga sambil bersiul menyanyikan lagu "Happy Family". Lagi-lagi film ini berhasil mengubah lagu anak-anak yang ceria menjadi lagu horror yang menyeramkan. Kemudian Janet mendapati dirinya telah berpindah ke bekas kamarnya yang dipenuhi Salib. Di sinilah, hantu Bill memperlihatkan kemarahannya. Seluruh salib yang menempel di dinding bergerak terbalik diikuti bergetarnya seluruh ruangan itu. Peggy berusaha keras menolong putrinya namun pintu kamar itu terkunci. Ed yang tidur di kamar atas, mendengar kegaduhan itu dan segera turun untuk menolong. Sayangnya, pasangan Warren masih meragukan kebenaran dari kejadian yang baru saja dialami Janet dan Peggy. Berikutnya, Ed mencoba membuktikan keaslian rekaman kerasukan Janet. Mereka semua meminta Janet duduk di kursi sofa tempat Bill meninggal untuk memanggil arwahnya. Janet diharuskan menahan air minum di mulutnya sepanjang sesi wawancara sebagai bukti ia benar-benar dirasuki arwah. Alat perekam pun dipasang, tapi Bill tidak kunjung masuk ke tubuh Janet. Melalui perantaraan Janet, kakek Bill meminta syarat agar Ed dan semua orang yang hadir disitu memalingkan tubuhnya. Ketika syaratnya terpenuhi, barulah Bill Wilkins hadir memasuki tubuh Janet. Janet yang kerasukan, mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan Ed sekaligus berubah jati dirinya menjadi Bill Wilkins. Hingga arwah Bill pergi, Janet mampu mempertahankan air minum di mulutnya, dan membuktikan bahwa ia sama sekali tidak berbohong. 



Di tengah keraguan antara benar atau tidaknya kasus Janet, Ed dan Lorraine pun sepakat untuk lebih fokus dalam memahami karakter keluarga Hodgson. Kondisi anak-anak yang ditinggalkan begitu saja oleh ayah mereka dan kesulitan keuangan yang dialami Peggy, membuat mereka dituduh merekayasa kasus kerasukan arwah demi keuntungan pribadi. Ed mencoba bertindak sebagai teman "pengganti Ayah" yang hilang di keluarga Hodgson. Dalam adegan ini, penonton dapat rileks sejenak lewat lagu "Can't Help Falling in Love" yang dinyanyikan Ed untuk menghibur anak-anak Peggy Hodgson. Pemeran Ed (Patrick Wilson) ternyata memiliki suara yang merdu hingga lagu Elvis ini benar-benar enak didengar. Ed juga berusaha menolong Peggy memperbaiki saluran air di rumah itu (sempat ada penampakan wajah hantu kakek Bill di belakang Ed), sekaligus membantu persiapan Natal anak-anak. Sayang sekali, usaha Ed dan Lorraine menjadi sia-sia, ketika seorang akademisi parapsikologi, Anita Gregory, menunjukkan rekaman kebohongan yang dilakukan Janet pada malam sebelum perayaan Natal. Janet tertangkap kamera sedang berpura-pura kerasukan dengan cara melempar semua pisau dan benda-benda di dapur. Melihat bukti rekaman ini, pasangan Warren memutuskan untuk pulang dan berhenti menangani kasus Enfield.

Dalam perjalanan pulang di atas kereta, Ed dan Lorraine merasa keheranan mengapa Janet terang-terangan melakukan kebohongan, padahal ia tahu ada kamera yang siap merekam setiap gerak-geriknya. Ed pun sadar ada yang tidak beres dengan sikap Janet. Ed teringat akan rekaman suara arwah Bill yang mungkin bisa membantu mereka mengungkap kebenaran. Sebelum memutar rekaman wawancara itu, muncul ide di benak Ed untuk memutar kasetnya secara terbalik. Hal ini sesuai dengan karakter Bill Wilkins yang pemalu dan syarat yang pernah diajukannya ketika wawancara berlangsung, yaitu agar semua orang membalikkan badannya. Asumsi Ed terbukti benar. Rekaman yang diputar terbalik, memperdengarkan suara Bill yang meminta pertolongan (Help Me). Seketika Lorraine langsung memperoleh kembali penglihatannya. Di dalam penglihatannya, Lorraine bertemu kakek Bill yang sedang duduk di atas kursi sofanya dalam kondisi sakit. Lorraine mendekati Bill Wilkins dan meminta penjelasan mengapa ia meminta tolong. Dengan suara berat, Bill mengatakan bahwa tujuannya datang kembali ke rumah itu adalah untuk melihat keluarganya. Ketika tidak menemukan lagi sanak keluarganya, Bill berniat untuk segera pergi. Namun, ia justru ditangkap oleh sesuatu kekuatan jahat yang menahannya agar tidak pergi dari rumah itu. Ia dipaksa menjadi budak untuk meneror dan menghantui keluarga Hodgson. Arwah Bill tidak berdaya membebaskan dirinya dari cengkraman si iblis jahat. Lorraine mendesak Bill agar menjelaskan siapa sesungguhnya iblis yang mengendalikannya. Akan tetapi, Bill hanya memberikan jawaban berupa teka-teki. Pada akhirnya, Lorraine melihat sosok iblis Valak mencengkeram bahu Bill Wilkins dari belakang. Lorraine tersadar bahwa yang melakukan teror pada keluarga Hodgson sesungguhnya adalah si iblis biarawati hitam yang mengikutinya sejak kasus Amityville. Kekuatan iblis itulah yang menutupi penglihatan Lorraine, hingga ia tak mampu melihat kebenaran tentang Janet. 



Saat Ed dan Lorraine kembali ke rumah keluarga Hodgson, Janet sedang dalam kondisi kerasukan hebat. Iblis Valak telah melancarkan puncak penyerangannya untuk menjebak Ed Warren. Janet yang kerasukan terkurung di dalam rumah dengan kondisi pintu dan jendela yang tertutup rapat. Ed dan Lorraine bergegas mencari cara agar bisa menolong Janet. Ed yang berhasil menemukan celah di pintu belakang, nekat masuk ke dalam rumah seorang diri tanpa Lorraine, istrinya. Lorraine yang dibantu Vic Nottingham,  mencoba menjebol pintu agar bisa masuk menyusul Ed. Sementara iblis Valak mulai beraksi meneror Ed. Pipa saluran air mendadak jebol dan menyemprotkan air ke mata Ed. Alunan lagu “Hark! The Herald Angels Sing" mulai terdengar. Ed dengan pandangan mata kabur, berusaha keras menyusuri anak tangga menuju kamar lantai dua. Setibanya di kamar, Ed samar-samar melihat Janet yang bersiap untuk bunuh diri dengan cara melompat dari jendela. Sementara di luar, Lorraine melihat pohon tinggi di luar jendela kamar lantai dua mengalami perubahan mencengangkan. Semua ranting, daun dan akar menghilang, hanya menyisakan sebuah batang pohon besar dengan ujung runcing. Lorraine langsung teringat semua penglihatannya mengenai kematian Ed. Valak akan membuat Ed meninggal dengan cara tertusuk batang pohon runcing itu, persis seperti penglihatannya. Dalam keadaan panik, Lorraine berusaha menemukan cara mengalahkan iblis Valak. Cara paling ampuh mengusir Roh jahat adalah dengan menyebutkan nama si iblis. Lorraine lalu teringat tentang coretan yang dibuatnya dalam lembar Alkitab. Memang benar, nama iblis itu ada di Alkitabnya. Di saat bersamaan, Vic Nottingham berhasil membuka pintu. Hampir saja terlambat, Lorraine masuk menyusul suaminya dan menemukan Ed sedang berjuang menarik Janet dari jendela. Namun, Ed malah nyaris terjatuh ke bawah bersama Janet, tepat di atas batang pohon runcing yang telah menanti kematian mereka. Valak pun muncul untuk menghalangi Lorraine. Dengan mengumpulkan segenap imannya, Lorraine berteriak keras untuk melakukan pengusiran setan, "You're Valak. To the Failure. The Profane. The Marquis of Snakes (pangeran ular). In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit, I condemn you back to hell!" Dan Valak pun berhasil dikirim kembali ke tempat asalnya, di Neraka. Ed dan Janet akhirnya selamat dari cengkraman Valak. Setelah semua berakhir, Ed memberikan kalung salib pemberian ayahnya kepada Janet sebagai hadiah. Cerita ditutup dengan adegan dansa dari pasangan Warren dengan alunan lagu romantis "Can't Help Falling in Love." Film ini berakhir Happy Ending.

Secara keseluruhan, saya sangat menyukai film bergaya horror klasik seperti Conjuring. Menurut saya, The Conjuring 2 adalah salah satu sekuel film yang sukses seperti film pendahulunya. Bahkan film kedua ini lebih mampu mengaduk emosi penonton dan bisa memadukan unsur seram, tegang, romantic, dan konflik keluarga yang menyentuh perasaan di dalamnya, dibandingkan dengan film pertama. Jadi bagi para pecinta horror, jangan lupa segera nonton film The Conjuring2, dijamin Sobat pasti akan terhibur.

banner
Previous Post
First

8 komentar:

  1. Yg berperan sebagai Ronald defeo jr namanya siapa ya?

    BalasHapus
  2. Benar-benar Valak membuat saya sangat ketakutan sampai-sampai saya demam karena terbayang wajahnya yang menyeramkan.
    Masya Allah...

    BalasHapus
  3. Kalau rumah nya bermasalah kenapa enggak pindah aja ya hahahah

    BalasHapus
  4. Baru nonton stengah saja...gak kuat. Baca sinopsis ini dulu bru ngumpulin keberanian ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

    BalasHapus
  5. Flimnya bener bener seru saya aja yang suka nonton flim horor aja baru kali ini diadegankan yang menegangkan pokoknya selalu sukses ya buat Conjuring 1,2,dan 3 dan sukses juga buat James wan yang sudah berhasil menciptakan flim horor yang menegangkan

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Silahkan kakak. Saya sudah beberapa tahun vakum, saya akan menulis lagi sinopsis film horor yang lain.

      Hapus