Salam
kenal Sobat, di postingan pertama saya kali ini, saya akan menuliskan sinopsis
film horror yg sedang booming di Tahun ini, yaitu the Conjuring 2. Alasannya,
karena saya memang sejak lama menggemari film bergenre horror dan thriller. Menulis
apa yang menjadi hobi diri sendiri, pastinya membuat saya akan menjadi lebih bersemangat.
Cerita
beralih kepada keluarga Hodgson yang tinggal di Enfield, Inggris. Peggy
Hodgson, seorang ibu sekaligus orang tua tunggal dengan empat orang anak sedang
mengalami teror dari arwah penasaran. Kejadian aneh dimulai ketika dua orang
putri Peggy, yaitu Janet dan Margaret Hodgson bermain dengan sebuah papan ouija
yang diberikan oleh seorang teman Janet. Mereka penasaran apakah papan ouija
itu mampu menghubungkan mereka dengan arwah orang mati. Tak disangka permainan
itu telah mengundang datangnya Roh Jahat ke rumah mereka. Janet yang pertama
kali merasakan gangguan secara langsung dari sesuatu yang tidak nampak. Ketika
tidur, Janet mendadak terbangun dan mendapati dirinya berjalan dalam tidur atau
berpindah dari kamarnya ke ruangan lain. Meskipun telah mengikat tangannya
dengan tali, Janet selalu berpindah tempat dari kamar tidurnya. Janet kerap mendengar
suara-suara aneh seperti langkah kaki seseorang atau menyaksikan kursi bisa
bergeser sendiri. Margareth yang tidur sekamar dengan Janet, juga beberapa kali
melihat Janet bangun lalu mengigau seperti berbicara dengan seseorang. Salah satu gangguan cukup menyeramkan terhadap Janet, terjadi saat gadis itu tinggal sendirian di rumah karena sakit. Acara TV yang sedang ditonton
Janet terganti dengan sendirinya. Remote TV pun mendadak hilang. Sembari
ketakutan, Janet mencoba menemukan remote tersebut. Ternyata remote TV yang
dicarinya tergeletak di atas sebuah sofa di sudut ruangan. Ketika Janet hendak mengambilnya, tiba-tiba
muncul penampakan wajah hantu kakek Bill Wilkins, yang berteriak dengan suara nyaring, "Rumah ini Milikku" (dijamin Sobat yang nonton pasti
Kaget, termasuk saya dan para pria di Bioskop).
Bukan
hanya Bill Wilkins yang meneror keluarga Hodgson, tapi ada hantu lain bernama
"Crooked Man" atau si Manusia Bengkok. Sosok Crooked Man berasal dari
karakter laki-laki mirip pesulap yang digambarkan di mainan milik Billy
Hodgson, adik laki-laki Janet. Hantu Crooked Man terutama mengincar Billy
sebagai sasarannya. Terornya dimulai dengan mainan mobil Billy yang bisa
bergerak sendiri di malam hari, disusul dengan mainan Crooked Man yang
tiba-tiba menyala dan bersuara di dalam tenda Billy yang kosong.
Peggy,
awalnya tidak percaya dengan laporan anak-anaknya. Namun setelah dia
menyaksikan sendiri semua barang-barang di kamar Janet berjatuhan dan bergerak
tak terkendali, dia memutuskan untuk mengungsi ke rumah keluarga Nottingham.
Akan tetapi di rumah tetangganya itu, Janet justru mengalami kerasukan hantu
Crooked Man. Janet pingsan, kemudian muncullah Crooked Man yang wujudnya
seperti bayangan laki-laki tinggi besar dengan tangan dan kaki yang sangat
panjang (hantu ini terlalu animasi).
Tak
tahan lagi dengan semua teror misterius pada keluarganya, Peggy dibantu keluarga
Nottingham melaporkan fenomena supranatural itu ke polisi. Dua orang polisi
yang datang ke rumah Peggy Hodgson untuk pemeriksaan TKP, mendengar suara-suara
aneh dan mendapati kursi bisa bergerak sendiri. Laporan dua polisi tersebut
sebagai saksi mata kejadian, segera menyebar ke Media Inggris. Salah seorang
penyelidik paranormal, bernama Maurice Gross bersama seorang jurnalis,
mewawancarai Janet dan berhasil merekam suara Janet ketika sedang kerasukan
arwah Bill Wilkins. Suara Janet berubah berat menjadi suara seorang pria tua.
Dari wawancara dengan arwah Bill, terungkaplah bahwa kakek Billl Willkins merupakan pemilik rumah
sebelum Peggy Hodgson. Ia mengalami kebutaan dan meninggal seorang diri di
kursi sofa yang ada di sudut ruangan. Bill kembali untuk mengambil alih
rumahnya, karena ia tidak rela orang lain menempatinya.
Sementara
di keluarga Warren, Roh Jahat berwujud biarawati "Valak", memulai
aksinya menggangu Ed dan Lorraine. Suatu hari, Ed tiba-tiba membuat lukisan
"Sang Biarawati Berjubah Hitam" dan mengatakan kepada Lorraine bahwa
sepanjang malam ia memimpikan sosok dalam lukisannya itu. Ucapan Ed membuat
Lorraine semakin cemas. Dalam suatu kesempatan di rumah bersama Judy, putrinya,
Lorraine yang sedang duduk membaca Alkitab diganggu oleh penampakan iblis
biarawati tua alias Valak (Nama Valak sesungguhnya sudah beberapa kali
diperlihatkan secara random. Pada ejaan sticker di tembok rumah Warren, gantungan warna-warni di jendela rumah sewaktu
Ed selesai melukis, di butiran huruf yang dirangkai Judy menjadi gelang, dan terakhir
di rak buku di samping Lorraine ketika membaca Alkitab). Lorraine berusaha
mengikuti Valak yang berjalan menghilang di ruang kerja Ed. Adegan ini lumayan
menegangkan ya. Dimulai dengan piringan hitam yang menyala sendiri lalu
terdengar alunan lagu " Hark! The Herald Angels Sing”(Gita Surga Bergema
dalam versi Indonesia). Entah kenapa lagu Gereja yang biasa dinyanyikan untuk
perayaan Natal, mampu berubah jadi lagu yang terkesan menyeramkan di telinga,
setelah diubah menjadi lagu wajib pengantar kemunculan "Valak". Di
ruang kerja Ed, Valak masuk ke dalam lukisan dirinya. Perlahan-lahan, Valak
menampakkan wujud aslinya, mulai dari kedua tangannya yang mencengkeram lukisan
itu, matanya yang hitam menakutkan dan akhirnya muncul seluruh penampakannya
sebagai biarawati hitam berwajah pucat. Valak kembali menunjukkan keinginannya
menghabisi nyawa Ed Warren di depan mata Lorraine. Lorraine sadar bahwa yang
dihadapinya sekarang adalah semacam Iblis dengan kekuatan gelap yang besar.
Sekuat tenaga, Lorraine berteriak di hadapan iblis itu menanyakan siapa dia
sesungguhnya, siapa namanya. Namun Valak membalasnya dengan mengeluarkan
jeritan nyaring. Tubuh Lorraine terguncang, tangannya bergerak cepat sembari
menuliskan coretan-coretan di lembar Alkitab miliknya. Lorraine semakin
terguncang imannya karena peristiwa ini. Kini tekadnya semakin bulat untuk
mundur dari pekerjaan pengusiran setan, demi menyelamatkan nyawa suami
tercintanya.
Namun
harapan Lorraine ternyata pupus, ketika seorang pastur datang ke rumah mereka.
Sang Pastur memperdengarkan rekaman suara Janet yang tengah kerasukan arwah
Bill Wilkins. Ed dan Lorraine diminta mewakili Gereja Katholik Roma untuk
melakukan penyelidikan dan memastikan kasus Enfield memang benar atau sekedar
rekayasa semata. Awalnya Lorraine menolak, tapi karena Ed terus-menerus
meyakinkan Lorraine bahwa ia pasti selamat, pasangan ini pun sepakat berangkat
ke Enfield, Inggris.
Ditemani
Maurice Gross, pasangan Warren memulai penyelidikannya. Maurice memperkenalkan
pasangan Warren kepada keluarga Hodgson. Peggy Hodgson langsung mengajak Ed dan
Lorraine ke rumahnya dan memperlihatkan bekas kamar Janet yang dindingnya
dipenuhi Salib. Kamar Janet merupakan pusat terjadinya fenomena poltergeist, karena itu para tetangga
menyumbangkan banyak salib untuk menghalau gangguan roh-roh jahat. Lorraine pun
mendekati Janet yang tampak murung dan ketakutan. Dari pembicaraan keduanya,
Janet mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara dari belakangnya. Suara
itu juga mengancam akan melukai Lorraine. Meskipun Lorraine tidak merasakan
apa-apa, Ed dan Lorraine memutuskan untuk menginap di rumah itu demi
membuktikan kebenaran cerita Janet. Malam harinya, gangguan mulai terjadi.
Janet yang tidur bersama ibunya, mendadak terbangun dalam posisi melayang dan
menempel di plafon rumah. Disusul dengan terdengarnya dentuman keras langkah
kaki Bill Wilkins yang menaiki tangga sambil bersiul menyanyikan lagu
"Happy Family". Lagi-lagi film ini berhasil mengubah lagu anak-anak
yang ceria menjadi lagu horror yang menyeramkan. Kemudian Janet mendapati
dirinya telah berpindah ke bekas kamarnya yang dipenuhi Salib. Di sinilah,
hantu Bill memperlihatkan kemarahannya. Seluruh salib yang menempel di dinding
bergerak terbalik diikuti bergetarnya seluruh ruangan itu. Peggy berusaha keras
menolong putrinya namun pintu kamar itu terkunci. Ed yang tidur di kamar atas,
mendengar kegaduhan itu dan segera turun untuk menolong. Sayangnya, pasangan
Warren masih meragukan kebenaran dari kejadian yang baru saja dialami Janet dan
Peggy. Berikutnya, Ed mencoba membuktikan keaslian rekaman kerasukan Janet.
Mereka semua meminta Janet duduk di kursi sofa tempat Bill meninggal untuk
memanggil arwahnya. Janet diharuskan menahan air minum di mulutnya sepanjang
sesi wawancara sebagai bukti ia benar-benar dirasuki arwah. Alat perekam pun
dipasang, tapi Bill tidak kunjung masuk ke tubuh Janet. Melalui perantaraan Janet, kakek Bill
meminta syarat agar Ed dan semua orang yang hadir disitu memalingkan tubuhnya.
Ketika syaratnya terpenuhi, barulah Bill Wilkins hadir memasuki tubuh Janet.
Janet yang kerasukan, mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan Ed
sekaligus berubah jati dirinya menjadi Bill Wilkins. Hingga arwah Bill pergi,
Janet mampu mempertahankan air minum di mulutnya, dan membuktikan bahwa ia sama
sekali tidak berbohong.
Di
tengah keraguan antara benar atau tidaknya kasus Janet, Ed dan Lorraine pun
sepakat untuk lebih fokus dalam memahami karakter keluarga Hodgson. Kondisi
anak-anak yang ditinggalkan begitu saja oleh ayah mereka dan kesulitan keuangan
yang dialami Peggy, membuat mereka dituduh merekayasa kasus kerasukan arwah demi keuntungan pribadi. Ed mencoba bertindak sebagai teman
"pengganti Ayah" yang hilang di keluarga Hodgson. Dalam adegan ini,
penonton dapat rileks sejenak lewat lagu "Can't Help Falling in Love"
yang dinyanyikan Ed untuk menghibur anak-anak Peggy Hodgson. Pemeran Ed
(Patrick Wilson) ternyata memiliki suara yang merdu hingga lagu Elvis ini
benar-benar enak didengar. Ed juga berusaha menolong Peggy memperbaiki saluran
air di rumah itu (sempat ada penampakan wajah hantu kakek Bill di belakang Ed), sekaligus membantu persiapan Natal anak-anak. Sayang sekali, usaha Ed dan Lorraine
menjadi sia-sia, ketika seorang akademisi parapsikologi, Anita Gregory, menunjukkan
rekaman kebohongan yang dilakukan Janet pada malam sebelum perayaan Natal.
Janet tertangkap kamera sedang berpura-pura kerasukan dengan cara melempar
semua pisau dan benda-benda di dapur. Melihat bukti rekaman ini, pasangan Warren
memutuskan untuk pulang dan berhenti menangani kasus Enfield.
Dalam
perjalanan pulang di atas kereta, Ed dan Lorraine merasa keheranan mengapa
Janet terang-terangan melakukan kebohongan, padahal ia tahu ada kamera
yang siap merekam setiap gerak-geriknya. Ed pun sadar ada yang tidak beres
dengan sikap Janet. Ed teringat akan rekaman suara arwah Bill yang mungkin bisa
membantu mereka mengungkap kebenaran. Sebelum memutar rekaman wawancara itu, muncul
ide di benak Ed untuk memutar kasetnya secara terbalik. Hal ini sesuai dengan
karakter Bill Wilkins yang pemalu dan syarat yang pernah diajukannya ketika
wawancara berlangsung, yaitu agar semua orang membalikkan badannya. Asumsi Ed
terbukti benar. Rekaman yang diputar terbalik, memperdengarkan suara Bill yang
meminta pertolongan (Help Me).
Seketika Lorraine langsung memperoleh kembali penglihatannya. Di dalam
penglihatannya, Lorraine bertemu kakek Bill yang sedang duduk di atas kursi
sofanya dalam kondisi sakit. Lorraine mendekati Bill Wilkins
dan meminta penjelasan mengapa ia meminta tolong. Dengan suara berat, Bill mengatakan bahwa tujuannya
datang kembali ke rumah itu adalah untuk melihat keluarganya. Ketika tidak
menemukan lagi sanak keluarganya, Bill berniat untuk segera pergi. Namun, ia
justru ditangkap oleh sesuatu kekuatan jahat yang menahannya agar tidak pergi
dari rumah itu. Ia dipaksa menjadi budak untuk meneror dan menghantui keluarga Hodgson. Arwah Bill tidak berdaya membebaskan dirinya dari
cengkraman si iblis jahat. Lorraine mendesak Bill agar menjelaskan siapa
sesungguhnya iblis yang mengendalikannya. Akan tetapi, Bill hanya memberikan
jawaban berupa teka-teki. Pada akhirnya, Lorraine melihat sosok iblis Valak
mencengkeram bahu Bill Wilkins dari belakang. Lorraine tersadar bahwa yang
melakukan teror pada keluarga Hodgson sesungguhnya adalah si iblis biarawati
hitam yang mengikutinya sejak kasus Amityville. Kekuatan iblis itulah yang menutupi
penglihatan Lorraine, hingga ia tak mampu melihat kebenaran tentang Janet.
Saat
Ed dan Lorraine kembali ke rumah keluarga Hodgson, Janet sedang dalam kondisi
kerasukan hebat. Iblis Valak telah melancarkan puncak penyerangannya untuk
menjebak Ed Warren. Janet yang kerasukan
terkurung di dalam rumah dengan kondisi pintu dan jendela yang tertutup rapat.
Ed dan Lorraine bergegas mencari cara agar bisa menolong Janet. Ed yang
berhasil menemukan celah di pintu belakang, nekat masuk ke dalam rumah seorang
diri tanpa Lorraine, istrinya. Lorraine yang dibantu Vic Nottingham, mencoba menjebol pintu agar bisa masuk menyusul
Ed. Sementara iblis Valak mulai beraksi meneror Ed. Pipa saluran air mendadak
jebol dan menyemprotkan air ke mata Ed. Alunan lagu “Hark! The Herald Angels
Sing" mulai terdengar. Ed dengan pandangan mata kabur, berusaha keras menyusuri
anak tangga menuju kamar lantai dua. Setibanya di kamar, Ed samar-samar melihat
Janet yang bersiap untuk bunuh diri dengan cara melompat dari jendela.
Sementara di luar, Lorraine melihat pohon tinggi di luar jendela kamar lantai
dua mengalami perubahan mencengangkan. Semua ranting, daun dan akar menghilang,
hanya menyisakan sebuah batang pohon besar dengan ujung runcing. Lorraine
langsung teringat semua penglihatannya mengenai kematian Ed. Valak akan membuat
Ed meninggal dengan cara tertusuk batang pohon runcing itu, persis seperti
penglihatannya. Dalam keadaan panik, Lorraine berusaha menemukan cara
mengalahkan iblis Valak. Cara paling ampuh mengusir Roh jahat adalah dengan
menyebutkan nama si iblis. Lorraine lalu teringat tentang coretan yang dibuatnya
dalam lembar Alkitab. Memang benar, nama iblis itu ada di Alkitabnya. Di saat bersamaan, Vic
Nottingham berhasil membuka pintu. Hampir saja terlambat, Lorraine masuk menyusul suaminya dan menemukan Ed
sedang berjuang menarik Janet dari jendela. Namun, Ed malah nyaris terjatuh
ke bawah bersama Janet, tepat di atas batang pohon runcing yang telah menanti kematian mereka. Valak pun muncul untuk
menghalangi Lorraine. Dengan mengumpulkan segenap imannya, Lorraine berteriak
keras untuk melakukan pengusiran setan, "You're Valak. To the Failure. The Profane. The Marquis of Snakes
(pangeran ular). In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy
Spirit, I condemn you back to hell!" Dan Valak pun berhasil dikirim
kembali ke tempat asalnya, di Neraka. Ed dan Janet akhirnya selamat dari cengkraman Valak. Setelah
semua berakhir, Ed memberikan kalung salib pemberian ayahnya kepada Janet
sebagai hadiah. Cerita ditutup dengan adegan dansa dari pasangan Warren dengan
alunan lagu romantis "Can't Help Falling in Love." Film ini berakhir Happy Ending.
Secara
keseluruhan, saya sangat menyukai film bergaya horror klasik seperti Conjuring.
Menurut saya, The Conjuring 2 adalah
salah satu sekuel film yang sukses seperti film pendahulunya. Bahkan film kedua
ini lebih mampu mengaduk emosi penonton dan bisa memadukan unsur seram, tegang,
romantic, dan konflik keluarga yang menyentuh perasaan di dalamnya, dibandingkan
dengan film pertama. Jadi bagi para pecinta horror, jangan lupa segera nonton
film The Conjuring2, dijamin Sobat pasti akan terhibur.
Yg berperan sebagai Ronald defeo jr namanya siapa ya?
BalasHapusBenar-benar Valak membuat saya sangat ketakutan sampai-sampai saya demam karena terbayang wajahnya yang menyeramkan.
BalasHapusMasya Allah...
Alay
HapusKalau rumah nya bermasalah kenapa enggak pindah aja ya hahahah
BalasHapusBaru nonton stengah saja...gak kuat. Baca sinopsis ini dulu bru ngumpulin keberanian ๐๐
BalasHapusFlimnya bener bener seru saya aja yang suka nonton flim horor aja baru kali ini diadegankan yang menegangkan pokoknya selalu sukses ya buat Conjuring 1,2,dan 3 dan sukses juga buat James wan yang sudah berhasil menciptakan flim horor yang menegangkan
BalasHapusIzin menggunakan sinopsis ini
BalasHapusSilahkan kakak. Saya sudah beberapa tahun vakum, saya akan menulis lagi sinopsis film horor yang lain.
Hapus